
Harga SM Sport SM Classic 2022 di Indonesia dimulai dari Rp 18,8 Juta. Tersedia dalam 3 pilihan warna dan 1 varian di Indonesia. SM Classic digerakkan oleh mesin 109.2 cc dengan transmisi 4-Speed. SM Sport SM Classic memiliki tinggi jok 755 mm dengan bobot 101 kg. Rem depan menggunakan Disc, sedangkan di belakang Drum. Lebih dari 1 pengguna telah memberikan penilaian untuk SM Classic berdasarkan fitur, jarak tempuh, kenyamanan tempat duduk dan kinerja mesin. Pesaing terdekat SM Sport SM Classic adalah Revo, Supra X 125 FI dan Vega Force.
Kapasitas | 109.2 cc |
Tenaga Maksimal | 8 hp |
Opsi start | Kick & Electric |
Sistem pembakaran | CDI |
Panel Instrumen | Analog |
Jenis Transmisi | Manual |
Bebek nostalgia paling ekonomis
Desain tak tampak murahan
Kesan klasik-futuristik diterjemahkan dengan baik
Stigma motor tiruan
Jaringan aftersales
Peranti pengereman kurang optimal
Minim fitur
Harga SM Sport SM Classic 2022 mulai dari Rp 18,8 Juta. Simak daftar harga SM Classic 2022 di bawah untuk melihat harga OTR dan promo yang tersedia.
Varian | Harga | Spesifikasi | |
---|---|---|---|
SM Sport SM Classic Standard |
Rp 18,8 Juta*
Perkiraan Harga
|
109.2 cc, 8 hp, Kick & Electric, Bensin | Lihat Promo |
Langganan dan aktifkan notifikasi untuk menerima penawaran terbaik dan berita terbaru.
BerlanggananSM Classic tersedia dalam 3 warna yang berbeda - Pink, White and Yellow
Hal berbau nostalgia sedang marak-maraknya, tanpa kecuali di segmen bebek klasik. Tapi bagi sebagian kalangan mungkin sangsi membeli unit tua serta harus merestorasi. Sementara untuk mengakses Super Cub lansiran Honda terlalu mahal. SM Sport, mencoba masuk di pertengahan. Dengan wujud seirama Cub, motor bertajuk SM Classic mereka jual dalam harga miring, Rp 18,8 juta OTR Jakarta.
Ya, untuk Anda yang lebih dulu malu sebab namanya belum tenar. Atau tak tahan diolok membeli motor tiruan, boleh jadi tak bakal tertarik. Padahal jika dilihat secara objektif, SM Classic cukup menggugah.
Tampilan klasik-futuristik ala Honda Super Cub turut tertuang. Malah diterjemahkan dalam komposisi proporsional juga. Sama sekali tidak terlihat asal-asalan. Padanan bodi jelas terinspirasi dari bebek Honda 70an, memadukan sayap putih dan bodi berwarna cerah. Kombinasi kelir yang disediakan mulai dari kuning-putih, abu-abu-putih, serta merah-putih. Ekspresif.
Perihal aksesori lawas tertera pula di sekujur tubuh. Seperti rak depan krom untuk mengaitkan barang, hingga jok terpisah. Lucunya, busa tempat duduk penumpang mudah dilepas. Mengekspos bracket belakang untuk ditambah rak barang. Atau sesederhana ingin terlihat seperti motor sadel tunggal.
Meski berpenampilan lawas, menyoal sorot cahaya SM beradaptasi dengan teknologi modern. Tiap lampu sudah dibekali LED. Lengkap dengan DRL, serta lampu senja di area batok atas. Kalau semua dinyalakan, sepintas ia seperti punya alis. Tampangnya cukup unik.
Namun tak tersedia banyak fitur. Area dashboard hanya diisi panel meter analog. Informasi begitu sederhana, seputar kecepatan dan fundamental saja. Satu-satunya aksen futuristik: Lampu iluminasi biru nan terang.
Lantas sektor dapur pacu kurang lebih menyerupai Cub. Menggendong mesin satu silinder 109 cc berpendingin udara, hanya saja masih karburator. Ukuran bore dan stroke dibuat hampir seimbang (50 mm x 55,6 mm), sehingga mengeluarkan daya 8,3 Hp di putaran tengah, 7.500 rpm. Sementara torsinya mencatat angka 8,2 Nm/ 5.500 rpm. Tak mengecewakan untuk bobot total 101 kg.
Karena jenisnya bebek, transmisi manual tanpa kopling dipilih untuk penyalur daya. Total ada empat percepatan, terintegrasi dengan penggerak rantai ke roda belakang. Saking klasiknya, komponen deselerasi terbilang ketinggalan zaman. Baik rem depan dan belakang masih mengandalkan teromol.
Agak sulit berharap banyak fitur dari motor jenis ini. Sebab memang konsepnya klasik, berikut harga jauh di bawah kompetitor. Panel instrumen begitu minimalis. Cuma ada panel meter analog, serta sajian informasi seadanya. Untung saja lampu iluminasi biru seakan membuat tampilan agak bergairah.
Tapi tidak soal pencahayaan. Semua lampu SM Classic sudah LED. Styling headlight mirip dengan Super Cub, memiliki separator tengah dan dikelilingi DRL. Cantik. Bagian uniknya di depan terdapat lampu kecil, membuat tampangnya jadi seperti punya alis.
Satu hal lagi agak tersembunyi, SM Classic memiliki soket USB tertutup pelindung karet. Ya, tak perlu lagi beli konektor. Kabel charging handphone langsung bisa difungsikan.
Serupa tapi tak sama. Dari jauh orang pasti mengira ia produk lansiran Honda. Sebab secara garis besar dan komposisi warna memang seirama. Tapi kalau ditengok lebih dekat, terletak beberapa perbedaan cukup kentara.
Fasad misalnya. Walau sama-sama bersiluet “Y”, posisi lampu utama SM lebih ke bawah ketimbang Cub. Plus ada aksesori keranjang bawaan di atas fender. Panel pinggir dan belakangnya juga tak seratus persen mirip. Masing-masing punya karakter.
Sadel terpisah SM Classic lebih ramping. Dan tentu tak ada electric opener seperti Cub, masih konvensional. Sementara busa tempat duduk penumpang masuk dalam paket standar. Tapi jika sewaktu-waktu ingin melepas, mekanismenya mudah. Tingal menarik tali di kolong. Bracket belakang pun tak terlihat seperti rangka mentah, bagus-bagus saja jika dibiarkan kosong.
Lanjut ke roda, SM memilih pelek jari-jari ala low rider. Ini berbeda total dengan pelek Cub model palang, tampilan klasik malah lebih terpancar di kaki-kaki SM. Kedua pelek dibungkus ban 17 inci 70/90 depan dan 80/90 belakang.
Bodi terpasang pada rangka underbone, layaknya bebek modern. Namun hal paling menarik di sini ialah fork depan. SM memasang suspensi upside down, tapi dalam kemasan klasik. Unik. Tentu saja jangan berharap kinerjanya sama dengan USD motor besar. Boleh jadi ini hanya sekadar gimmick.
Kalau roda belakang, ditopang suspensi ganda dengan pelindung shock sewarna bodi. Bagian ini cukup memperkuat karakter. Selain modelnya tertutup, titik pengunci atas hingga bawah benar-benar terekspos. Khas roda dua lampau.
Dimensi cukup ringkas. Panjang total hanya 1.900 mm, lebar 690 mm, serta tinggi 1010 mm. Jarak sumbu roda sepantaran skutik entry level Jepang, 1.230 mm. Harusnya tangkas dibawa kemanapun. Ditambah berat total cuma 101 kg dan tinggi jok ke tanah 755 mm. Ramah postur kecil sekalipun.
Biarpun harga jauh di bawah Super Cub, performa SM Classic terbilang sepantar. Mesin satu silinder berpendingin udara sanggup menoreh tenaga 8,3 Hp/ 7.500 rpm dan torsi 8,2 Nm/5.500 rpm. Didapat dari komposisi diameter silinder dan langkah 50 mm x 55,6 mm, alias hampir rata. Serta rasio kompresi 8,8:1. Namun, sistem suplai bahan bakar belum injeksi. Masih mengandalkan pengabut.
Menariknya, klaim konsumsi bahan bakar begitu memukau. Satu liter bensin dikatakan bisa membawa motor sampai 62,5 km. Alias sekali full tank, motor sanggup melaju 250 km. Irit. Lantas penggeraknya, diprakarsai girboks empat percepatan semi manual (tanpa kopling) dan rantai.
Cukup disayangkan, kedua rem masih teromol. Satu sisi, memang menjadi nilai jual tersendiri. Lantaran karakter lawas jadi makin terangkat. Tapi bagaimanapun, kinerja disc brake biasanya lebih optimal ketimbang drum.
Melihat tampilan sm clasic serasa menunggangi kuda besi ala amerika sytle good bike dengan suara dan getaran mesin yang halus dan suara knalpot cukup ngeblarr untuk sekelas moge premium dengan harga terjangkau sangat rekomen untuk moge sym clasic. Thanks OTO