
Tenaga melimpah sejak putaran bawah
Karakter suara khas
Perangkat elektronik fundamental tersedia
Eksklusivitas
Minim fitur hiburan
Harga lumayan tinggi
Merek belum lazim untuk banyak orang
Simak daftar harga Moto Guzzi V7 III di bawah untuk melihat harga OTR dan promo yang tersedia.
Varian | Spesifikasi | ||
---|---|---|---|
Moto Guzzi V7 III Stone |
744 cc, 52 hp, Electric, Yang Akan Datang
Tanggal Peluncuran: 18 Mar, 2021
|
Kabari Saya Saat Diluncurkan |
V7 III tersedia dalam 4 warna yang berbeda - Azzurro Elettrico, Giallo Energico, Nero Ruvido and Verde Camouflage
Lihat video terbaru Moto Guzzi V7 III untuk mengetahui bagaiamana mesin, desain, konsumsi BBM, performa & lainnya.
Langganan dan aktifkan notifikasi untuk menerima penawaran terbaik dan berita terbaru.
BerlanggananPamor Moto Guzzi boleh jadi tak sebesar Triumph dan Harley-Davidson. Namun bukan disebabkan kapabilitas, melainkan ia punya segmentasi khusus. Interpretasi klasik tak didesain orang Inggris atau Amerika Serikat seperti biasanya. Insinyur Italia bertanggung jawab penuh merancang bodi hingga area teknis, menciptakan cita rasa tersendiri.
Salah satu produk jagoan mereka ialah V7 III, seri lanjutan V7 II yang sebelumnya eksis. Beragam pembaruan tertera di sosok ini, namun baru tersedia di daratan Eropa saja. Sementara pasar Tanah Air belum kebagian. Kemungkinan segera datang di penghujung tahun.
V7 diposisikan sebagai lini terbawah Guzzi alias paling kompak. Secara dimensi dan konsep, sebetulnya ia berhadapan dengan Triumph Street Twin atau Bonneville. Namun jika ditelaah lewat kapasitas mesin, V7 jadi satu-satunya yang pakai jantung 750 cc, alias tak punya lawan sepadan.
Konfigurasinya juga unik. Khas Guzzi, ditanam dapur pacu Transversal 90 derajat V-Twin 744 cc. Ya, mesin V yang posisi kepala silindernya mencuat lewat samping. Beda total dengan Harley-Davidson.
Hasil ekstraksi daya terbilang memuaskan. Tenaga 50 Hp diklaim dapat keluar mulai 6.500 rpm serta torsi 60 Nm muncul mulai 4.900 rpm. Karakter konfigurasi unik ini memang dikenal merangsang torsi sejak putaran bawah, meski komposisi silinder sedikit overbore (80 mm x 74 mm). Selain itu, suara yang keluar begitu khas. Intimidatif meski tak nyaring.
Jantung edisi baru dapat upgrade, salah satunya sudah memenuhi regulasi Euro 4. Dan pentingnya lagi, konsumsi bahan bakar klaim terbilang impresif buat ukuran motor besar. Satu liter bensin dikatakan sanggup membawa hinga 18 km lebih. Artinya dalam keadaan penuh (21 liter) bisa berjalan 380 km.
Menariknya lagi, terjemahan tenaga bukan digerakkan mekanisme konvensional. Girboks enam percepatan dipadu gardan. Bukan Rantai. Selain hemat pemeliharaan, transfer tenaga biasanya lebih responsive ketimbang model biasa.
V7 dihadirkan dalam banyak varian. Dari mulai Stone 750 yang paling basic, Stone Night Pack dan Stone S 750. Sementara dua lagi punya interpretasi lain. Rough 750 dikemas semi Scrambler, serta seri Racer X Anniversary yang menganut pakem motor balap lawas.
Komponen elektronik V7 III terbilang sederhana. Selayaknya tunggangan klasik, tak banyak basa-basi teknologi canggih. Tapi paling tidak, perangkat fundamental tetap jadi bekalan dasar tiap varian.
Seperti kontrol traksi. Mengingat tenaganya besar, semua motor gebagian traction control dengan beberapa tingkatan. Proses pengoperasiannya juga mudah, lewat tombol saklar dan divisualisasikan pada layar kecil di dalam panel analog.
Informasi soal motor juga lengkap. Hingga ke penghitung bahan bakar dan data penting tersaji. Secara bersamaan, tampilan minimalis ala motor klasik terjaga. Tak terlampau modern.
Sektor pencahayaan juga sudah Full LED. Bahkan ada DRL melingkar di sisi lampu utama. Cantik. Hanya saja belum tersedia di seri Rough. Mungkin Guzzi ingin mempertahankan sisi maskulinitas, sebab ia merupakan sebuah scrambler.
Lantas peranti deselerasi, seluruh line up diperbantukan sensor ABS dua kanal. Untuk menjaga proses pengereman tetap optimal dan mengurangi risiko gejala ban terkunci. Komponen di area ini sepenuhnya dibuat Brembo, yang kualitasnya tak perlu dipertanyakan lagi.
Sebetulnya mereka semua didesain seragam. Tangki dengan tonjolan kotak di sisi tertera di seluruh seri. Padanan panel samping hingga belakang juga kurang lebih dalam satu benang merah.
Namun, masing-masing diberi corak dan aksesori sesuai karakter. Line up Stone misalnya, lebih banyak dilabur tema gelap dan simpel. Masing-masing hanya dibedakan lewat pilihan kelir, serta aksesori warna suspensi dan finishing bingkai lampu.
Rough, dibuat agak berbeda. Khususnya area kaki-kaki, memakai ban dengan tapak kasar serta fender tinggi. Supaya dapat melewati medan lebih dinamis. Stang lebar juga jadi bawaan Rough. Dan serangkai aksesori tadi membuatnya lebih berat sedikit dari seri lain.
Paling ikonik adalah Racer. Ia tampil bak motor balap 50an, atau kerap disebut café racer. Cukup kentara atas pengaplikasian model sadel tunggal, serta buntut bulat khas. Fairing depan dan stang clip on juga jadi identitas tersendiri. Sementara corak, begitu ekspresif dengan tulang merah dan tangki kromium.
Mesin baru, juga lebih ramah lingkungan. Sudah memenuhi regulasi Euro 4. Lebih penting lagi, konsumsi bahan bakar diklaim 18 kpl. Alias dalam keadaan penuh (21 liter), harusnya V7 bisa melaju hingga 380 km lebih. Bukan angka buruk untuk ukuran motor 750 cc.
Soal pengendalian, tak satupun dibedakan. Area depan ditopang fork teleskopik dengan tabung 41 mm, alias cukup besar. Sementara peredaman belakang diprakarsai dua suspensi yang menyangga pada swing arm. Setelan preload dapat diatur sesuai kebutuhan pengendara.
Jantung V7 sama ikoniknya dengan Guzzi seri atas. Berkonfigurasi Transversal V-Twin 90 derajat 744 cc. Mesin V ini berbeda total dengan kepunyaan Harley, posisi kepala silinder mencuat ke sisi kiri dan kanan. Bukan depan dan belakang.
Karakter suara yang keluar begitu khas. Berderum intimidatif meski tak nyaring. DI samping itu, ia bisa mengekstraksi tenaga 50 Hp/66.500 rpm serta torsi 60 Nm/4.900 rpm. Kinerja padanan ini memang dikenal kuat pada putaran bawah, meski komposisi silinder agak overbore.
Penyalur tenaga tak kalah unik. Tenaga mesin ditransfer melalui penggerak gardan, mekanisme yang kurang lebih mirip dengan motor flagship BMW. Alhasil respons lebih cepat, ketimbang model rantai. Untuk jumlah giginya sendiri terdiri dari enam percepatan.
Urusan deselerasi sepenuhnya diserahkan pada Brembo. Cakram depan berdiameter 320 mm dan dijepit kaliper empat piston. Sementara belakang 260 mm diapit kaliper piston ganda. ABS dua kanal menjadi standar semua seri. Cukup untuk menghentikan laju kencangnya.
Diproduksi cuma 1921 unit untuk memperingati tahun lahir brand Moto Guzzi di dunia. V7III Carbon tampil istimewa. Ia sekaligus menggenapkan...