Suzuki Indonesia Ekspor Fronx dan Satria ke Asia Tenggara
Target ekspor Fronx bakal mencapai 30.000 unit dan Satria 150.000 unit hingga 2027
Ekspor perdana dua model sekaligus Fronx dan Satria dilakukan Suzuki Indomobil Motor (SIM). Prosesi yang berlangsung di Plant Cikarang ini menjadi penegasan bahwa fasilitas produksi mereka di Tanah Air kini memegang peran sebagai basis manufaktur. Sekaligus hub ekspor bagi pasar Asia Tenggara. Langkah strategis itu sekaligus memperlihatkan bahwa kapabilitas industri beserta jaringan pemasok lokal sudah berada di level mampu bersaing. Baik di ranah nasional maupun global.
KEY TAKEAWAYS
Berapa target ekspor kedua model tersebut?
Fronx: 30.000 unit, Satria: 150.000 unit hingga 2027Berapa kandungan lokal dari kedua model?
Fronx: 63%, Satria: 82%Sejak kapan Suzuki Indonesia melakukan ekspor?
Sejak 1993, dimulai dengan Carry Futura dan RC100President Director PT Suzuki Indomobil Motor & PT Suzuki Indomobil Sales, Minoru Amano, menegaskan makna penting dari seremoni ini. “Ekspor perdana Fronx dan Satria adalah bentuk nyata dari kesiapan Indonesia untuk bersaing di pasar Internasional. Kami memproduksi kendaraan berstandar global serta mampu menyesuaikan dengan regulasi negara tujuan. Langkah maju ini menguatkan peran Indonesia sebagai salah satu basis produksi strategis Suzuki di Asia Tenggara,” papar dia.
Sebagai pemain manufaktur yang turut menyumbang ekspor non-migas. Suzuki menargetkan kontribusi signifikan terhadap devisa negara lewat dua produk andalannya. Pabrikan berlambang ‘S’ itu memasang target pengapalan Fronx hingga 30.000 unit dan Satria sebanyak 150.000 unit. Proyeksi tersebut merupakan akumulasi pengiriman untuk pasar luar negeri hingga 2027 mendatang.
Lebih jauh, kedua model ini disiapkan sebagai tulang punggung ekspor Suzuki dalam beberapa tahun ke depan. Berdasarkan hitungan internal, Fronx diperkirakan menyumbang sekitar 30 persen dari total ekspor mobil Suzuki sampai 2027. Sementara Satria diproyeksikan memberi kontribusi nyaris 60 persen terhadap keseluruhan ekspor sepeda motor Suzuki. Dan dalam periode sama.
Foto: OTOPengapalan Fronx dan Satria untuk Asia Tenggara
Jadi, pemilihan Fronx sejalan dengan tren SUV global yang terus menanjak. Sementara Satria hadir untuk memenuhi kebutuhan pasar yang menggemari motor berperforma tinggi.
Aktivitas ekspor ini bagian dari simbol dari konsistensi Suzuki dalam menjaga kualitas proses manufaktur. Di balik produk yang meluncur ke luar negeri, Fronx tercatat memiliki kandungan komponen lokal sekitar 63 persen. Sementara Satria mencapai kurang lebih 82 persen. Persentase ini menggambarkan kesiapan industri pemasok dalam negeri, baik dari sisi mutu maupun kapasitas produksi.
Minoru Amano menegaskan kembali komitmen investasi dan ekspor Suzuki. "Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri. Serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia. Ekspor ini tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki. Tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia," pungkasnya.
Histori Ekspor Suzuki Indonesia
Nah, selain mengekspor Fronx dan Satria terbaru, Suzuki juga telah menjalankan bisnis tersebut sejak 1993 silam. Sejarah ekspor dimulai dengan pengiriman model ekspor perdana yaitu Carry Futura serta RC100. Konsistensi Suzuki terhadap kegiatan usaha ini merupakan bukti keseriusan perusahaan secara jangka panjang.
Upaya pemenuhan kebutuhan kendaraan ke luar negeri tertuang dalam target jumlah ekspor. Pada 2025 sendiri, Suzuki Indonesia menargetkan dapat mengirim sekitar 40.000 unit mobil dan 30.000 unit sepeda motor. Kendaraan tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu Completely Built Up (CBU) serta Completely Knock Down (CKD).
Dari 1993, Suzuki telah berhasil mengekspor lebih dari 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor. Masifnya volume ini tersebar ke lebih dari 100 negara destinasi ekspor. Meliputi region Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika hingga Eropa. Hampir seluruh model mobil maupun sepeda motor yang pernah dan masih diproduksi oleh Suzuki Indonesia turut diandalkan untuk memenuhi permintaan global.
Foto: OTOKesiapan Ekosistem Industri Suzuki Indonesia sebagai Penyokong Ekspor
Kebutuhan terhadap kestabilan pasokan kendaraan yang hendak diekspor telah dihitung matang oleh Suzuki. Yakni lewat pengoperasian fasilitas produksi dengan sistem maupun teknologi mutakhir. Saat ini, Suzuki memfokuskan manufaktur mobil penumpang melalui Plant Cikarang, sedangkan mobil niaga di Plant Tambun 2. Secara terpisah, pembuatan sepeda motor dilakukan pada Plant Tambun 1. Seluruhnya beroperasi secara aktif di wilayah Bekasi, Jawa Barat.
Guna mengaktualisasikan keberlanjutan industri yang komprehensif. Suzuki tercatat telah menanamkan investasi lebih dari Rp22 triliun sejak awal berdiri. Secara bertahap, mereka terus meningkatkan kelengkapan fasilitas agar semakin mumpuni. Sejak beberapa tahun terakhir, Suzuki telah mampu melakukan proses produksi secara lengkap. Yaitu mulai dari pressing, welding, painting, assembling, hingga final inspection. Secara bersamaan, perusahaan juga membuat mesin, transmisi dan kursi sendiri melalui fasilitas powertrain serta seat.
Rangkaian industri Suzuki mampu berjalan lancar berkat ekosistem utama yang telah mendukung. Seperti keberadaan lebih dari 800 mitra pemasok. Sisi membanggakan dari rekanan tersebut diketahui perusahaan lokal didominasi oleh investor domestik hingga 55 persen. Lebih spesifik lagi, 32 persen di dalamnya masuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dalam menghadirkan produk anyar seperti Fronx, Suzuki mengambil langkah penting dengan menambah peralatan manufaktur lebih modern. Model ini dibuat dengan robot-robot canggih. Serta melewati fase pengetesan untuk teknologi terbaru seperti Advanced Driving Assistance System. Ditambah 3D scanning guna memastikan kepresisian body kendaraan selalu konsisten sesuai standar.
Yang terakhir, kinerja Suzuki selain pada proses produksi, juga diwujudkan melalui perolehan status Authorized Economic Operator (AEO). Sertifikasi dari Direktorat Jenderal Bea Cukai tersebut mengisyaratkan bahwa Suzuki merupakan perusahaan yang patuh. Juga kooperatif dengan regulasi berlaku. (ALX/ODI)
Baca Juga:
Suzuki Perkenalkan Logo Baru Setelah 22 Tahun, Siap Sambut Era Digitalisasi
Suzuki Fronx Sukses Besar di Jepang, Ini Strategi yang Dipakai!
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Pembeli asli yang terverifikasi
Model Mobil Suzuki
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Unggulan Suzuki
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Suzuki Terbaru di Oto
Artikel Mobil Suzuki dari Carvaganza
Artikel Mobil Suzuki dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature