Survei Global EV Alliance 2025: Mitos Jadi Penghambat Adopsi Mobil Listrik
Harga, kebijakan, dan persepsi publik masih menentukan arah masa depan kendaraan listrik
Ketika dunia otomotif bergerak cepat menuju elektrifikasi, sebuah survei global terbaru dari Global Electric Vehicle Alliance (GEVA) mengungkapkan kenyataan cukup mengejutkan. Bukan teknologi atau infrastruktur yang paling menghambat adopsi mobil listrik, melainkan mitos dan miskonsepsi yang masih beredar luas di masyarakat.
KEY TAKEAWAYS
Apa temuan utama dari survei GEVA 2025?
Mitos dan miskonsepsi publik menjadi penghambat utama adopsi mobil listrik, lebih dari teknologi atau infrastrukturApa solusi untuk mengatasi hambatan harga EV?
Subsidi, insentif pajak, dan skema pembiayaan inovatifApa pesan utama survei GEVA bagi industri otomotif?
Strategi komunikasi sama pentingnya dengan inovasi produkSurvei ini berlangsung pada September hingga Oktober 2025. Dengan melibatkan 26.071 pengemudi EV dari 30 negara. Hasilnya sebanyak 77% responden melihat mitos sebagai penghalang terbesar bagi penetrasi kendaraan listrik di negara mereka. Lebih jauh, 83% menilai kebijakan pemerintah menjadi faktor krusial untuk mendorong penjualan EV.
Petter Haugneland, vice chairman GEVA, menekankan bahwa misinformasi dapat melemahkan keyakinan pembuat kebijakan terhadap EV sebagai solusi iklim dan polusi udara. “Misinformasi tentang EV adalah tantangan serius. Ia bisa membuat para pengambil keputusan ragu bahwa kendaraan listrik benar-benar layak menjadi solusi,” ujarnya melalui siaran pers.
Salah satu mitos yang paling sering muncul adalah anggapan bahwa mobil listrik rawan terbakar. Namun, data survei menunjukkan 88% pengemudi EV tidak khawatir dengan isu tersebut.
Haugneland menambahkan, “Mitos jelas tidak memengaruhi pengemudi EV yang sudah berpengalaman. Mereka tahu dari praktik sehari-hari bahwa anggapan itu tidak benar. Karena itu, penting memberi ruang bagi konsumen EV untuk bersuara dalam debat publik.”
Antara Harga dan Efisiensi
Selain persepsi publik, faktor ekonomi juga menjadi sorotan. Sebanyak 45% responden menyebut biaya konsumsi energi yang murah menjadi alasan utama memilih EV. Namun di sisi lain, 58% menilai harga beli kendaraan masih menjadi penghambat signifikan.
Pesan ini jelas ditujukan kepada para pembuat kebijakan. Haugneland pun menegaskan, “Jika ingin mempercepat adopsi EV, pemerintah harus menghadirkan kebijakan yang berorientasi pada konsumen, menjadikan EV sebagai opsi paling terjangkau.”
Dengan kata lain, meski EV menawarkan efisiensi operasional, harga awal yang tinggi tetap menjadi tantangan. Subsidi, insentif pajak, atau skema pembiayaan inovatif bisa menjadi kunci untuk menjembatani kesenjangan ini.
Skala Global dan Lokal
Survei GEVA tidak hanya menampilkan data agregat global, tetapi juga memungkinkan perbandingan antarnegara. Tapi sayangnya, tidak mencakup Indonesia. Meski begitu, hal ini membuka peluang bagi analis, media, dan pembuat kebijakan untuk memahami bagaimana persepsi dan hambatan berbeda di tiap pasar. Misalnya, di negara dengan penetrasi EV tinggi, mitos mungkin lebih mudah dipatahkan karena pengalaman langsung konsumen. Sebaliknya, di pasar yang masih baru, narasi negatif bisa lebih dominan.
Metode survei juga memastikan representasi yang akurat. Hasil telah disesuaikan sesuai proporsi populasi EV di tiap negara. Dengan demikian, suara pengemudi dari pasar besar seperti Tiongkok, Amerika Serikat, atau Eropa memiliki bobot yang sesuai dengan realitas pasar EV global.
Survei GEVA 2025 menegaskan bahwa masa depan kendaraan listrik tidak hanya ditentukan oleh teknologi baterai atau jaringan pengisian daya listrik. Tetapi juga oleh narasi publik dan kebijakan pemerintah. Mengatasi mitos, memperkuat edukasi, dan memberikan insentif adalah langkah yang harus berjalan beriringan.
Bagi industri otomotif, temuan ini menjadi pengingat bahwa strategi komunikasi sama pentingnya dengan inovasi produk. Sementara bagi konsumen, suara mereka kini terbukti menjadi senjata ampuh untuk melawan misinformasi dan mempercepat transisi menuju mobilitas berkelanjutan. (ODI)
Baca Juga:
Pemerintah Setop Izin Impor Mobil Listrik CBU Akhir 2025, Wajibkan Produksi Lokal
Insentif Impor Mobil Listrik: Berkah atau Malapetaka?
Perang Harga EV di Cina Kian Meresahkan, Pemerintah Turun Tangan Tegur Pabrikan
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Pembeli asli yang terverifikasi
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature