raBit: Etanol Selulosa dan Jalan Multipathway Toyota Menuju Netralitas Karbon
Konsorsium raBit bukan sekadar riset bahan bakar, melainkan fondasi baru dalam strategi dekarbonisasi Toyota
Di tengah tantangan global soal dekarbonisasi, Toyota tidak memilih opsi tunggal. Mereka tetap konsisten dengan strategi multipathway yang terus digaungkan beberapa tahun belakangan. Pendekatannya datang dari beragam jenis powertrain ditawarkan. Mulai dari listrik murni, sampai fuel cell. Semua disediakan sesuai dengan situasi regional market tempat Toyota berada. Sebab satu pilihan saja tak serta merta menjadi solusi. Multipathway menjadi pendekatan khas Toyota dalam menjawab kompleksitas transisi energi.
KEY TAKEAWAYS
Apa tujuan utama raBit?
Mendukung dekarbonisasi transportasi dan merevitalisasi daerah terdampak bencana, khususnya FukushimaApa itu bioetanol generasi kedua?
Bioetanol yang diproduksi dari bahan non-pangan seperti jerami padi dan limbah pertanian, dengan siklus CO₂ tertutupApa keunggulan bioetanol selulosa?
Rendah biaya, rendah emisi, efisiensi tinggi, dan tidak bersaing dengan kebutuhan panganBahan bakar karbon netral (CN) sedang digenjot sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi. Selain berpengaruh juga terhadap pengurangan emisi CO₂. Sangat penting karena mayoritas kendaraan di dunia masih menggunakan mesin pembakaran internal (ICE). Tak hanya Toyota, tapi juga merek lain. Nah, bahan bakar karbon netral yang terus digenjot saat ini adalah bahan bakar nabati atau bioetanol. Di sinilah Toyota ikut berperan besar dalam mewujudkannya. Terutama, bioetanol generasi baru yang sedang dalam tahap pengembangan.
Apa Itu raBit?

Melalui raBit, Toyota ikut berperan dalam menciptakan dekarbonisasi. raBit (Research Association of Biomass Innovation for Next Generation Automobile Fuels) adalah konsorsium riset yang fokus kepada pengembangan bioetanol berbasis biomassa non-pangan. Perusahaan terlibat dalam kerja sama ini bukan Toyota saja Ada Mazda, Subaru, Suzuki, Daihatsu, ENEOS, dan Toyota Tsusho. Selain itu didukung perusahaan komponen seperti Aisin dan Denso, serta pemerintah daerah Fukushima.
raBit bukan sekadar laboratorium teknologi, ini adalah simbol kolaborasi lintas industri dan regional. Berdiri pada 1 Juli 2022, raBit punya dua tujuan: Mendukung dekarbonisasi transportasi dan merevitalisasi daerah terdampak bencana, khususnya Fukushima. Fasilitas di kota Okuma, Fukushima, yang rampung pada November 2024, menjadi awal riset berkelanjutan raBit.
OTO.com diajak berkunjung ke sana sebagai bagian perjalanan Japan Mobility Show 2025 bersama Toyota. Untuk mengenal proses produksi di fasilitas raBit, sekaligus memahami peran Toyota dalam mewujudkan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Bioetanol Generasi Kedua
Foto: OTOraBit mengusung konsep bahan bakar karbon-netral melalui siklus CO₂ tertutup. Biomassa seperti jerami padi, ampas tebu, dan limbah pertanian menyerap CO₂ lewat fotosintesis. Setelah melalui proses pretreatment, proses enzim, dan fermentasi, bahan ini menjadi bioetanol. Saat dibakar, CO₂ yang dilepaskan kembali diserap oleh tanaman atau ditangkap melalui teknologi Direct Air Capture.
Kombinasi bioetanol dan synthetic fuel berbasis hidrogen dari energi terbarukan menciptakan solusi yang tidak hanya rendah emisi, tetapi juga kompatibel dengan infrastruktur kendaraan yang ada.
Produksi bioetanol dimulai dari dua jenis bahan baku: pangan dan non-pangan. Edible Feedstock, seperti jagung dan singkong telah lama digunakan. Gula dari tebu atau bit difermentasi menggunakan enzim, menghasilkan etanol dan melepaskan CO₂. Meski efisien, pendekatan ini bisa mempengaruhi kebutuhan pangan.
Sementara Non-Edible Feedstock, inilah yang menjadi fokus raBit. Limbah pertanian seperti jerami padi, kayu energi, dan tanaman non-pangan menjadi sumber utama. Bahan ini tidak bersaing dengan pangan, justru memanfaatkan residu yang sebelumnya terbuang.
Teknologi Fermentasi Canggih
Foto: OTOKeunggulan raBit terletak pada teknologi fermentasi yang canggih. Pretreatment dilakukan dengan metode steam explosion dan dilute acid, dilanjutkan dengan enzim CRECENTIS™ dari Kao. Toyota Yeast (XyloAce) mampu memfermentasi gula C5 (xylose) yang tahan terhadap kondisi ekstrem dan menghasilkan efisiensi tinggi dengan biaya rendah.
Inovasi ini memungkinkan produksi bioetanol dari bahan baku yang sebelumnya dianggap tidak ekonomis, membuka peluang baru bagi petani dan pengelola limbah pertanian. Dengan memanfaatkan feedstock non-pangan, bioetanol selulosa menawarkan solusi rendah biaya, rendah emisi, dan tinggi efisiensi. Tetap kompatibel dengan mesin pembakaran internal dalam transisi menuju kendaraan masa depan.
Uji coba di jalanan umum dilakukan untuk memastikan kompatibilitas E10 dipakai kendaraan standar. Selain itu juga menguji performa dan pengurangan emisi dari hasil pembakaran. Bahkan tes kondisi ekstrem dilakoni dengan menjadikan bahan bakar untuk ajang balap Super Formula 2026. (ODI)
Baca Juga:
Dari EV hingga FCEV, Toyota Menolak Jalan Tunggal Menuju Dekarbonisasi
Toyota Perkuat Strategi Multipathway di Kawasan Asia
Toyota di Japan Mobility Show 2025: Penggambaran Mobility for All secara Nyata
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Pembeli asli yang terverifikasi
Model Mobil Toyota
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Unggulan Toyota
- Terbaru
- Populer
Video Mobil Toyota Terbaru di Oto
Artikel Mobil Toyota dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature