Kontras, Di Eropa Ford Untung Besar

Jakarta: Apa yang terjadi di Eropa sungguh kontras dengan apa yang terjadi di Indonesia dan Jepang. Ford, yang beberapa hari lalu mengumumkan menghentikan semua kegiatannya di Indonesia, ternyata meraup keuntungan luar biasa di benua itu.

Penjualan Ford meningkat signifikan dibanding tahun 2014, dengan mencetak keuntungan penjualan senilai US $10,8 miliar. Nilai tersebut naik dari tahun sebelumnya yang mencapai angka US $7,3 miliar. Keuntungan tersebut didapat dari penjualan sebanyak 6.635.000 unit mobil.

Angka yang dicantumkan dalam laporan tahunan Ford itu juga memastikan bahwa Ford kembali meraih keuntungan terbaik sejak tahun 2011, dimana volume penjualannya naik sebesar 10 persen. Di Amerika Utara, salah satu pasar terbesar Ford, juga menampakan kemajuan yang cukup besar dengan penjualan hingga tiga juta kendaraan, dan menghasilkan keuntungan sebesar US $9,3 miliar. Pencapaian tersebut mengalami kenaikan sebesar US $1,9 miliar.

Yang lebih sedih lagi adalah, di dalam laporan yang dikutip dari Autocar, di Asia Pasifik penjualan Ford ternyata berkembang sangat pesat dibanding Eropa dan Amerika Utara. Keuntungan mereka naik sebesar 29 persen, atau senilai US $765 juta, melalui penjualan kendaraan sebanyak 1,5 juta unit. Pasar Timur Tengah dan Afrika juga mencetak keuntungan untuk pertama kalinya. Hasil ini membantu Ford untuk menutupi kerugian yang terjadi di pasar Amerika Selatan.

Di Indonesia, menurut data Gaikindo, Ford menyumbangkan jumlah penjualan sebanyak 4.986 unit di tahun 2015, dan mendudukan Ford di posisi kesebelas pasar otomotif Indonesia. Hasil ini masih lebih baik ketimbang pabrikan Amerika lainnya, Chevrolet yang mencetak 4.541 unit. Namun sepertinya hasil tersebut dianggap tidak cukup karena mengalami penurunan yang signifikan dibanding tahun 2014 lalu. Walhasil, manajemen Ford pusat di Detroit memutuskan untuk menutup Ford Motor Indonesia.

Ford sendiri di Indonesia memiliki ‘kekuatan’ sebanyak 44 dealer resmi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka memastikan bahwa meski penjualan dan impor mobil dihentikan, tapi layanan purna jual mereka akan jalan terus. Bahkan layanan garansi juga akan terus dijamin.

Satu pertanyaan yang menggelitik, kenapa Ford Amerika Selatan bisa dinyatakan kerugiannya bisa ditutupi oleh keuntungan dari wilayah penjualan lain, sementara di Indonesia dan Jepang tidak?