Hyundai Hadapi Penurunan Pasar dengan Strategi Layanan dan Produk Relevan
Fokus pada value, bukan perang harga, jadi kunci Hyundai menjaga stabilitas di tengah tantangan industri otomotif Indonesia
Pasar otomotif Indonesia tengah menghadapi berbagai tantangan yang mengubah berbagai strategi produsen. Penurunan pasar diperkirakan sekitar 10 persen yang membuat berbagai pihak memutar otak guna menghadapi kondisi ini.
KEY TAKEAWAYS
Apa strategi Hyundai menghadapi penurunan pasar otomotif?
Evaluasi performa, penyesuaian volume, dan fokus pada layanan serta produk relevanApa kontribusi Stargazer Cartenz di GIIAS 2025?
Menyumbang sekitar 50% dari total SPK Hyundai selama pameranSalah satu yang merasakan dinamika ini adalah Hyundai. Pabrikan Korea Selatan tersebut percaya diri dapat menghadapi kondisi pasar belakangan dengan strategi mereka. Termasuk terkait untuk menjaga stabilitas market share di Indonesia.
“Tahun lalu prediksi awalnya, pasar tahun ini akan tumbuh. Namun kenyataannya di kuartal satu dan dua justru terjadi tren penurunan. Karena itu kami menyesuaikan strategi,” ucap Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia saat ditemui di GIIAS 2025, Jumat (1/8).
Beberapa langkah yang dilakukan adalah mengevaluasi performa di kuartal pertama. Hyundai melakukan penyesuaian pada volume dengan tetap berupaya menjaga market share di atas 3 persen.
Soerjo menjelaskan, Hyundai sendiri secara share mencatat kenaikan dibandingkan tahun lalu. Ia percaya ini karena strategi yang lebih fleksibel dan memahami dinamika pasar.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah memperkenalkan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Di GIIAS 2025, Hyundai memperkenalkan Stargazer Cartenz, MPV dengan tampilan desain dan fitur baru cukup signifikan. Model ini bahkan disebut menyumbang sekitar 50 persen dari total SPK sepanjang pameran hingga Kamis (31/7).
Fokus Layanan, Bukan Perang Harga
Foto: HyundaiSoerjo juga menanggapi kondisi yang tengah memanas sepanjang pameran otomotif tahunan ini. Beberapa pabrikan berlomba-lomba untuk melakukan pemangkasan harga. Ini menyebabkan kondisi perang harga yang, disatu sisi menarik minat masyarakat, namun ada dampak negatif laten.
“Hyundai tidak akan masuk dalam kondisi tersebut (perang harga). Kami akan memainkan yang namanya servis, atau value pelayanan kami ke konsumen. Ada kebutuhan dari masyarakat terhadap kendaraan baru. Tapi jangan lupa, namanya non performing loan masih ada. NPL ini yang menjadi dasar pembiayaan, padahal kalau segmen bawah itu pembiayaan harus kuat,” ucap Soerjo.
Beberapa sektor lain yang terdampak kemungkinan adalah sektor mobil bekas. Mobil baru dengan harga murah menarik minat konsumen, namun ini jelas akan menyulitkan pengusaha mobil bekas yang kesulitan memasang harga.
Sebenarnya yang diharapkan adalah kondisi semua profit. Baik dari supply chain, manufaktur, distributor, dan diler, sama-sama menghasilkan keuntungan. Lebih jauh, tentu tidak akan terjadi yang namanya pemutusan hubungan kerja atau layoff.
“Nah itu yang kita harapkan dari industri otomotif saat ini,” ucap Soerjo.
Terkait langkah Hyundai yang berfokus pada layanan, value, dan relasi jangka panjang dengan konsumen, Soerjo mengungkapkan hal ini terwujud lewat aplikasi MyHyundaiCare.
Aplikasi ini hadir dengan layanan menyeluruh untuk meningkatkan pengalaman kepemilikan kendaraan Hyundai. Mulai dari pembelian, kepemilikan, hingga kendaraan dijual. (STA/ODI)
Baca Juga:
HMID Luncurkan myHyundaiCare untuk Mengoptimalkan Layanan kepada Pelanggan
STARGAZER Cartenz Andalan Buat Jelajah Tiap Destinasi – Fitur Aman, Harga Masuk Akal
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Pembeli asli yang terverifikasi
Model Mobil Hyundai
GIIAS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Unggulan Hyundai
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Hyundai Terbaru di Oto
Artikel Mobil Hyundai dari Carvaganza
Artikel Mobil Hyundai dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature