Gagah Tanpa Ribet

Setelah menggunakan compact car (Ford Fiesta 2009) selama 3 tahun, pada tahun 2014 kami (saya dan istri) memutuskan untuk ganti mobil. Rencananya, affordable MPV, sebagaimana keluarga muda lainnya yang butuh ruang ekstra untuk orang tua dan anak-anak. Lucunya, dari senarai yang kita buat, tak satupun MPV yang akhirnya dibeli. Justru suatu kunjungan ke mal, membuat istri saya memutuskan untuk membeli SUV yang dalam kalkulasi kami saat itu tergolong mewah. Mitsubishi Pajero Sport Dakar (rilisan 2013). Bayangkan, keputusan membeli mobil diambil oleh istri, ketika berkunjung ke mal! Sungguh menurunkan martabat seorang laki-laki. Sekitar seminggu kemudian, istri saya bahkan sudah “nongkrong” di showroom Mitsubishi dekat tempat tinggal kami. Ia menelpon saya yang saat itu di kantor. “Pah, I have decided. Ini aja mobilnya. DP udah gue bayar ya.” Astaga! Beberapa hari kemudian, dengan perasaan gemetar, saya membawa pulang si kokoh berwarna cokelat tanah ini. Saya ingat selama beberapa minggu menyetir ekstra hati-hati karena ini merupakan mobil baru pertama (sebelumnya selalu beli seken). Dan juga harganya (bagi kami) cukup mahal. Dalam hati selalu bergumam: “Duh, ini out of reach banget!” Long story short, 5 tahun kemudian, Pajero itu telah membawa kami sekian ribu kilometer menjelajah. Kendaraan ini kami gunakan untuk segala kebutuhan. Dari belanja di pasar, hingga menjelajah ke pelosok Jawa melewati medan semestinya mobilnya dibuat. Yang paling menyenangkan, sebagaimana keputusan pembelian ditentukan oleh perempuan, mobil ini relatif low maintenance dan mudah dibawa. Urusan service, perawatan, dan sebagainya, juga kami kerjakan bersama-sama. Puji Tuhan, sampai sejauh ini tidak pernah ada kendala yang merepotkan. Memasuki tahun keenamnya, kami malah berpikir untuk menyimpan si gagah ini lantaran banyak sekali kenangan perjalanan di dalamnya. Dan yang terpenting, masih sama mudahnya mengendarai mobil ini seperti awalnya.