Tanpa Insentif Pajak, Penjualan Sepeda Motor Nasional Tetap Tunjukkan Tren Positif
Pemerintah sudah meneken insentif bebas PPnBM (Pajak Penjualan Atas Barang Mewah) untuk mobil baru sejak awal Maret 2021 lalu. Tujuannya agar bisa menstimulasi penjualan yang lesu di tengah pandemi COVID-19.
Pasti banyak yang bertanya, apakah industri sepeda motor juga akan mendapatkan relaksasi yang serupa? Mengingat penjualan motor nasional terjun bebas sampai 40 persen dibandingkan tahun 2019.
Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), di 2019 total penjualan sepeda motor domestik menyentuh angka 6.487.460 unit. Namun di 2020, awal corona mewabah di Indonesia penjualan motor turun ke angka 3.660.616 unit.
Perlu dicatat, penjualan motor di Indonesia lebih didominasi kelas di bawah 250 cc. Nah, kubikasi mesin tersebut tak masuk golongan barang mewah. Berdasarkan PP Nomor 73 Tahun 2019 Pasal 39 poin A yang masuk kategori barang mewah adalah kendaraan roda dua atau tiga dengan isi silinder 250 cc sampai 500 cc.
Baca juga: Penerapan SIM C1 dan C2 Sepeda Motor Molor ke Akhir Tahun, Ini Alasan Polisi
Jadi memang secara aturan sepeda motor tipe umum (di bawah 250 cc) akan sulit mendapatkan insentif atau pemotongan PPnBM. Hal yang paling memungkinkan adalah insentif potongan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor), tapi ini juga terganjal lantaran perizinan harus berdasarkan keputusan pemerintah daerah.
Tanpa insentif penjualan motor naik
Ketua Bidang Komersial (AISI), Sigit Kumala mengatakan, tanpa insentif pajak, penjualan sepeda motor nasional tetap mengalami kenaikan di 2021 ini. Memang jika melihat data statistik ada peningkatan sekitar 32 persen.
Hingga saat ini, jika ditotal dari Januari hingga Juli 2021 total penjualan motor nasional berada di angka 2.826.728 unit. Adapun, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu jumlah itu lebih baik, sebab di 2020 hanya menorehkan angka 2.140.240 unit saja.
"Kita memang tidak dapat insentif tahun ini, tapi buktinya sampai dengan bulan Juli secara year to date sudah naik hampir ke 30 persen," kata Sigit kepada OTO.com, Jumat (3/9).
Sepeda motor masih jadi pilihan mobilitas
Sigit mengungkapkan, penjualan motor bisa tetap baik tanpa adanya insentif karena kendaraan ini masuk kategori atau barang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maksudnya, dibutuhkan untuk bekerja, melakukan aktivitas, sampai yang lainnya.
"Motor ini boleh dibilang cocok dengan segmennya kelas menengah ke bawah. Selama perusahaan pembiayaan baik, penjualan motor akan aman," katanya.
Sigit melanjutkan, total penjualan motor secara nasional lebih dari 70 persennya adalah hasil dari perusahaan pembiayaan atau leasing. Selama suku bunga kredit stabil dan down payment (DP) terjangkau ini bisa menstimulasi penjualan.
"Saat ini berangsur membaik, perusahaan pembiayaan mulai terbuka dan berani untuk menerima konsumen. Saat PPKM darurat kemarin atau pembatasan yang skalanya besar itu mereka cenderung menutup dan sulit untuk menagih atau menerima konsumen baru," katanya.
Prediksi penjualan motor di Agustus
Kembali lagi ke penjualan motor, tercatat di Juli 2021 ada penurunan sekitar 12 persen dibandingkan Juni. Pada bulan ke-7, total penjualan motor secara domestik hanya 376.640 unit. Padahal di Juni, sebelum adanya penerapan PPKM darurat dan PPKM level 4 torehan penjualan motor cukup baik yakni 428.556 unit.
Meski begitu, Sigit mengatakan data penjualan di Agustus diprediksi akan mengalami peningkatan. Apalagi kini Jakarta dan beberapa kota lain sudah mengalami penurunan level PPKM.
"Prediksinya akan naik di Agustus, ditunggu saja datanya. Penjualan juga akan membaik karena kini ada pelonggaran untuk aktivitas produksi, showroom, dan juga bengkel. Ini angin segar," kata Sigit.
Tipe matik paling laris
Dari pantauan OTO.com di laman AISI, kolom distribusi per segmen tipe motor matik masih absolut. Ya memang seperti beberapa tahun sebelumnya tipe matik paling berkontribusi besar untuk penjualan.
Setidaknya motor matik berkontribusi sampai 86,95 persen, kemudian disusul tipe motor bebek di 6,27 persen, dan terakhir tipe motor sport hanya menyumbang 6,27 persen saja. "Menurut saya dominasi motor matik masih akan terus berlanjut untuk beberapa tahun ke depan," pungkas Sigit. (Kit/Tom)
Di bawah ini adalah rincian penjualan sepeda motor domestik dari Januari sampai Juli 2021:
- Januari: 394.733 unit
- Februari: 377.776 unit
- Maret: 521.424 unit
- April: 472.889 unit
- Mei: 254.710 unit
- Juni: 428.556 unit
- Juli 376.640 unit.
Baca juga: Kang Maman Buktikan Sepeda Motor Listik Bisa Diajak Turing Jarak Jauh
IIMS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian