Toyota dan Honda Berhenti Pasarkan Diesel di Eropa
Runtuhnya supremasi mobil bermesin diesel sudah mulai terjadi. Terutama di pasar Eropa, pusat perkembangan teknologi otomotif paling mutakhir dan pesatnya pertumbuhan mesin diesel. Permintaannya terus merosot. Tahun lalu saja, hanya berkontribusi 50 persen dari total penjualan mobil penumpang. Diproyeksikan hanya tersisa 30 persen di 2020. Asal mula masalah, berawal dari skandal besar Volkswagen, Dieselgate. Siapa yang tak tertipu emisi gas buangnya ternyata tidak sebersih seperti dikampanyekan. Kepercayaan publik pun hilang.
Itu sebabnya Toyota mengumumkan berhenti menjual varian diesel di Eropa mulai tahun ini. Bagi mereka, pasar mobil hybrid jauh lebih menjanjikan. Penjualan hybrid Toyota terus meningkat hingga terakhir mencapai 41 persen. Dari persentase itu, 80 persen di antaranya merupakan hasil penjualan crossover anyar, C-HR Hybrid. Meluncurnya Toyota Auris generasi terbaru, menjadi langkah awal lineup tanpa diesel. Di Eropa, Auris yang tak lain versi hatchback Corolla, hanya ditawarkan dalam pilihan mesin bensin dan hybrid.
Ternyata Toyota bukan satu-satunya pabrikan Jepang yang stop menjual diesel. Di Geneva Motor Show lalu, Honda turut mengumumkan bakal mulai mengganti mesin diesel 1,6-liter i-DTEC di CR-V dengan hybrid. Project Leader Takaaki Nagadome bahkan berkata, “Ini adalah tren di pasar yang kami tidak bisa acuhkan.”
Keputusan Toyota dan Honda berbanding terbalik dengan Mercedes-Benz. Mereka baru saja memperkenalkan teknologi diesel plug-in hybrid di C-Class. Memakai emblem EQ Power, varian ini masuk dalam sub-brand kendaraan elektrik Mercedes yang dijadwalkan meluncur tahun depan. Pabrikan mengklaim, inilah pertama kalinya mereka menyatukan mesin dengan sistem plug-in hybrid. Sumber energi berasal dari baterai 13,5 kWh, motor listrik 90 kW dan transmisi tetap otomatis 9-speed. Menghasilkan torsi sebesar 400 Nm dan mampu berjalan dalam mode listrik sejauh 32 km.
Ola Kallenius, Daimler board member dan development chief Mercedes-Benz berkata, “Dengan teknologi tepat, mesin diesel memiliki masa depan.” Seolah ingin pamer teknologi yang mereka punya, Ia pun memilih meningkatkan diesel ketimbang melarangnya.
Mungkin hanya Mercedes-Benz punya keyakinan sebesar itu. Pabrikan Eropa lain memiliki langkah berbeda. Volkswagen sebagai tersangka utama skandal Dieselgate, sudah mencanangkan program pengembangan elektrifikasi yang disebut Volkswagen I.D. Tapi CEO Matthias Muller sedikit menghibur hati, suatu saat nanti diesel pasti bangkit kembali. Pabrikan Eropa lain seperti Fiat Chrysler Automobiles (FCA), PSA dan Renault tidak menunjukkan rasa optimis tentang mobil diesel. Merebaknya wacana pelarangan mesin bensin dan diesel di kota-kota Eropa memicu pengembangan mobil listrik.
Kondisi di Eropa tidak terjadi di belahan dunia lain. Pasar Amerika Serikat masih sangat menerima mesin tanpa busi ini. Setidaknya pasti ada satu varian diesel yang ditawarkan BMW, Jaguar, Land Rover dan lainnya. Model diesel terus bertambah seperti di Jeep Wrangler, Kia Sorento dan Mazda CX-5 terbaru. Pasar mobil penumpang diesel di Indonesia juga masih awet, walaupun mulai menapaki era elektrifikasi. Jadi dapat disimpulkan, diesel boleh saja menurun di Eropa, tapi belum mati. (Odi/Van)
Sumber: caranddriver
Baca Juga: Kerjasama Toyota, Honda, Nissan Bangun SPBU Hidrogen
Jual mobil anda dengan harga terbaik
IIMS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian